Perintah Puasa Ramadhan
Dalam Al-quran terulang kata shiyam
sebanyak delapan kali, dalam arti puasa menurut pengertian hukum syari’at.
Sedangkan tentang puasa Ramadhan uraiannya ditemukan dalam surat Al-Baqarah (2): 183, 184, 185, dan 187.
Ini berarti bahwa puasa Ramadhan baru diwajibkan setelah Nabi Saw. tiba di
Madinah, karenaulama Al-quran sepakat bahwa surat Al-Baqarah turun di Madinah. Sementara
para sejarawan menyatakan bahwa kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan ditetapkan
Allah pada 10 Sya’ban tahun kedua Hijrah.
Syarat Wajib Puasa
Syarat Wajib Puasa
(1)Islam, (2)
Baligh, (3) Berakal, (4) Mukim (tidak sedang dalam perjalanan), (5)
Kuat/sanggup
Syarat Sah Puasa
1.
Suci dari haid (menstruasi) dan nifas (baru melahirkan), (2)
Berpuasa pada waktunya, yakni mengetahui waktu masuknya Ramadhan dengan rukyat
(melihat bulan sabit; cukup terlihat oleh suatu kaum/negeri, maka seluruh umat
Islam di dunia wajib berpuasa. Ini adalah pendapat sebagian besar ulama dan
mazhab, seperti Hanafi, Maliki dan Hambali. Pendapat yang kuat ini dapat
membentuk persatuan umat dalam melaksanakan Ibadah puasa, haji, Salat Idul
Fitri dan Idul Adha).
Rukun-rukun Puasa
1.
Niat (setiap malam sebelum fajar terbit), (2) Imsak, yakni menahan
diri dari makan, minum, serta hubungan seks sejak terbit fajar hingga terbenam
matahari
Waktu Berpuasa
Perintah puasa Ramadhan adalah sejak terbit benang putih (fajar shadiq) hingga terbenam matahari.
Perintah puasa Ramadhan adalah sejak terbit benang putih (fajar shadiq) hingga terbenam matahari.
Hal-hal yang Membatalkan Puasa
1.
Makan dan minum dengan disengaja (termasuk merokok, infus, dan
lainnya), (2) Bersenggama (termasuk masturbasi/onani), (3) Muntah dengan
sengaja, (4) Perempuan haid atau melahirkan ketika bulan Ramadhan , (5) Orang
yang sedang berpuasa tetapi kemudian ia terserang ayan (epilepsi) atau gila.
Yang tidak Membatalkan Puasa
1.
Makan dan Minum karena dipaksa, (2) Mencicipi makanan, (3)
Berkumur/ sikat gigi denagn siwak dan pasta gigi asal tidak masuk tenggorokan,
(4) Mandi, (5) Berbekam, (6) Transfusi darah, (7) Junub (hadast besar) sampai
masuk shubuh (hubungan seks atau mimpi).
Adab dan Sunnah Puasa
1.
Bersiap-siap menyediakan buka puasa (ketika masuk waktu maghrib),
(2) Berbuka dengan ruthab (kurma setengah matang) atau air (bila tidak
ada pembuka lainnya), (3) Membaca do’a berbuka puasa, (4) Memperbanyak membaca
Al-quran beserta tafsirnya, (5) Melakukan I’tikaf di masjid (setelah tanggal 20
Ramadhan ).
Yang Dilarang (Haram/Makruh) dalam Puasa
1.
Mencela/mengumpat orang, (2) Mencaci-maki/menjelek-jelekkan muslim
yang lain, (3) Berdusta, menhasut/adu domba, sumpah palsu, dan memandang wanita
sampai menimbulkan rangsangan syahwat, (4) Siwak, berkumur, gosok gigi (siang
hari), (5) Mencium dan memeluk istri dengan nafsu (syahwat), (6) Melakukan
aktivitas yang melemahkan fisik (misalnya berbekam dan lain-lain)
Mereka yang Boleh tidak Berpuasa
1.
Musafir (sedang dalam perjalanan lebih dari 86 km, (2) Sakit berat
(dan kronis sehingga tidak kuat berpuasa), (3) Perempuan haid, nifas, hamil,
dan menyusui.
Keistimewaan Bulan Ramadhan
1.
Qiyamu Ramadhan (salat tarawih)
Salat ini hukumnya sunnah, lebih baik dikerjakan
berjamaah di masjid. Jumlah rakaatnya delapan (4x2 atau 2x4) ditambah dengan
tiga rakaat witir, berdasarkan dari ketentuan Rasulullah saw; atau 20 rakaat
(10x2 rakaat) ditambah witir tiga rakaat berdasarkan ketentuan Umar ra, dan
telah menjadi "Ijma Sahabat" (kesepakatan para sahabat) dan pendapat
Imam Ahmad bin Hambal, asy-Syafii dan Abu Hanifah; atau 36 rakaat (18x2 rakaat
tarawih) ditambah 3 witr berdasarkan tindakan Ahlul Madinah pada masa Imam
Malik dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
2.
Nuzulul Quran
Terjadi pada malam ke-17 (dasarnya surat Al-Anfaal 41) atau 24 Ramadhan (dasarnya surat Al-Qadar: 1 dan
Ad-Dukhan: 1-4). Meskipun tradisi nuzulul quran lazim diperingati setiap
tanggal 17 Ramadhan , namun pendapat yang mendukung turunnya Al-Quran malam
ke-24 lebih kuat dan lebih mungkin benarnya, sebab malam lailatul qadar sebagai
malam turunnya Al-quran bukanlah terjadi tanggal 17 Ramadhan.
Memang Puasa dengan Al-quran adalah dua hal yang berkaitan. Karenanya para ulama dahulu dan kaum muslimin seluruhnya selalu menambah frekuensi membaca Al-quran pada bulan Ramadhan. Imam Asy-Syafii sebagai contoh, mengkhatamkan Al-quran sebanyak 60 kali dan tidak termasuk bacaan ayat (surah) dalam salat, sepanjang Ramadhan.
Memang Puasa dengan Al-quran adalah dua hal yang berkaitan. Karenanya para ulama dahulu dan kaum muslimin seluruhnya selalu menambah frekuensi membaca Al-quran pada bulan Ramadhan. Imam Asy-Syafii sebagai contoh, mengkhatamkan Al-quran sebanyak 60 kali dan tidak termasuk bacaan ayat (surah) dalam salat, sepanjang Ramadhan.
3.
Malam Lailatul Qadar
Malam
tersebut mempunyai keistimewaan yang luar biasa. Ibadah yang dilakukan pada
malam tersebut nilai (pahala) nya lebih baik dari seribu bulan beribadah di
luar malam tersebut (bayangkan ada 83 tahun plus 4 bulan). Rasulullah saw.
memerintahkan kepada kita untuk mencarinya pada sepuluh hari terakhir (21
sampai 29 Ramadhan ), dan disunnahkan bagi kaum muslimin i’tikaf di Masjid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar